Pengakuan Andre Rosiade tentang dua sosok berinisial S yang menjadi pengendali di balik Timnas Indonesia langsung memicu gelombang spekulasi di kalangan pengamat olahraga nasional. Sebagai wakil rakyat dari Fraksi Gerindra Andre menyampaikan pandangannya dalam forum diskusi parlemen di mana ia menyoroti bahwa manajemen timnas tidak lagi murni dipegang oleh pejabat resmi PSSI melainkan didominasi oleh dua figur berpengaruh yang disebut 2S. Menurutnya salah satu adalah pria dari Maroko yang memiliki akses luas ke data pertandingan sementara yang kedua adalah perempuan Indonesia dengan jaringan kuat di kalangan sponsor dan pemerintah. Pernyataan ini bukan sekadar gosip karena Andre mengklaim berdasarkan laporan dari sumber internal yang menunjukkan bagaimana keputusan krusial seperti pemilihan starting eleven sering kali dipengaruhi oleh masukan dari kedua sosok tersebut. Sosok pria Maroko ini diduga adalah Soufian Asafiati yang dikenal sebagai analis senior dengan pengalaman di klub-klub Afrika dan kini menjadi bayang-bayang pelatih kepala dalam menyusun formasi. Sementara itu tebakan untuk perempuan S mengarah pada wanita berinisial S yang aktif di komite wanita PSSI dengan peran tersembunyi dalam negosiasi kontrak pemain asing.
Konteks pernyataan Andre Rosiade ini tidak lepas dari tantangan yang dihadapi Timnas Indonesia pasca-kualifikasi Piala Dunia di mana performa inkonsisten menjadi sorotan utama. Andre yang kerap mengadvokasi reformasi olahraga nasional menilai bahwa 2S ini menciptakan ketidakseimbangan kekuasaan di mana suara lokal sering kali terabaikan. Ia mencontohkan bagaimana strategi pressing tinggi ala Maroko yang diperkenalkan Asafiati berhasil di laga uji coba melawan tim Asia Tenggara namun gagal total saat menghadapi lawan Eropa karena kurangnya adaptasi dengan kondisi fisik pemain Indonesia. Di sisi lain perempuan S diduga memfasilitasi aliran dana dari korporasi besar yang terikat pada proyek tertentu sehingga mempengaruhi prioritas program latihan. Spekulasi ini semakin kuat setelah munculnya laporan bahwa kedua sosok ini sering hadir dalam pertemuan tertutup PSSI tanpa catatan resmi yang membuat transparansi menjadi isu besar.
Tanggapan dari berbagai pihak terhadap tebakan Andre Rosiade menunjukkan betapa dalamnya keterlibatan masyarakat dalam urusan timnas. Komunitas suporter seperti Brigata Curva Sud Surabaya mengorganisir diskusi online untuk menebak identitas 2S dengan polling yang menunjukkan 55 persen responden yakin Asafiati adalah salah satunya sementara sisanya spekulasi liar pada figur politik. Para legislator dari komisi olahraga juga mendukung Andre dengan menyerukan investigasi independen guna memetakan jaringan pengaruh di PSSI. Sementara itu pakar manajemen sepakbola dari universitas negeri di Bandung menyatakan bahwa fenomena seperti ini umum di federasi berkembang di mana tenaga asing seperti Asafiati membawa inovasi tapi juga risiko konflik budaya dengan staf lokal. Pemerintah pusat melalui direktorat olahraga berjanji mempercepat penerbitan regulasi baru tentang perekrutan konsultan asing agar kasus 2S bisa dicegah di masa depan.